Rabu, 09 Juni 2010

HIDUP BERSAMA PELURU

Okezone.com, 30 Mei 2010 (Foto: Ilustrasi)

Pada 1994, seseorang menembakkan dua peluru ketika Moha Koh sedang menunggu elevator di Katong People Complex atau lebih dikenal sebagai Mal Katong.


Peluru pertama mengenai wajahnya dan yang kedua mendarat di tulang belakang. Moha Koh lumpuh secara permanen. Parahnya lagi, sebutir peluru masih bersarang di antara tulang belakang dan hati perempuan asal Singapura itu.

Dokter menyatakan pelurunya sudah menghancurkan tulang belakangnya dan jika diambil dia hanya memiliki kesempatan hidup 5 persen.


"Tidak ada yang menyadari saya kesakitan. Saya sudah beradaptasi dengan sakit selama belasan tahun ini," tutur perempuan pemilik klub malam ini.

Sampai saat ini, peluru itu masih di dalam tubuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar